Oleh: Saiful Hadi
Doa sudah dipanjatkan, usaha pun juga telah dilakukan, tugas berikutnya adalah tawaqqal, pada Allah kita pasrahkan, dalam kalam-Nya disebutkan "Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana" [1]. Karenanya, yakin saja, jika Allah hendak memberi rahmad-Nya, maka tidak ada yang mampu menghalang, biarpun terkadang di luar nalar seorang insan.
Dulu sekali, suatu ketika Ibrahim bin Adham sedang berburu di hutan, saat istirahat siang kala hendak menyantap bekalan, seekor gagak dengan sigap menyambar roti yang hendak beliau makan. Terheran dalam hati, sejak kapan gagak makan roti? Dibuntutilah sang gagak tadi, sampai tibalah di sebuah lembah. Dari kejauhan beliau menyaksikan, rupanya gagak sedang menyuap makan untuk seorang tawanan yang kaki dan tangannya dibelenggu ikatan. Rupanya inilah alasan kenapa gagak mengambil bekalan.
Berselang kemudian, beliau hampiri sang tawanan sambil menanyakan ada apa gerangan. Tawanan itu pun mengisahkan, bahwa sudah sejak seminggu ia tertawan, seluruh harta niaganya lenyap akibat perampokan. Dia sendiri diikat ditengah hutan tanpa makan dan minuman.
Sang tawanan pun melanjutkan, atas kehendak Allah yang Maha Rahman, burung gagak itu datang menyediakan makan dan minuman. Dengan paruhnya burung itu memberi suapan lantaran tanggan-kakiku dalam ikatan.
Melihat kejadian yang begitu menakjubkan, bertambah yakinlah Ibrahim bin Adham akan Rahmat Tuhan. Bertawaqqalah pada Allah semata, bukankah telah tersebut dalam quran yang mulia, "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."[2].
[1] QS. Fathir: 2
[2] QS. At-Thalaq: 4
#catatanfiqih
Doa sudah dipanjatkan, usaha pun juga telah dilakukan, tugas berikutnya adalah tawaqqal, pada Allah kita pasrahkan, dalam kalam-Nya disebutkan "Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana" [1]. Karenanya, yakin saja, jika Allah hendak memberi rahmad-Nya, maka tidak ada yang mampu menghalang, biarpun terkadang di luar nalar seorang insan.
Dulu sekali, suatu ketika Ibrahim bin Adham sedang berburu di hutan, saat istirahat siang kala hendak menyantap bekalan, seekor gagak dengan sigap menyambar roti yang hendak beliau makan. Terheran dalam hati, sejak kapan gagak makan roti? Dibuntutilah sang gagak tadi, sampai tibalah di sebuah lembah. Dari kejauhan beliau menyaksikan, rupanya gagak sedang menyuap makan untuk seorang tawanan yang kaki dan tangannya dibelenggu ikatan. Rupanya inilah alasan kenapa gagak mengambil bekalan.
Berselang kemudian, beliau hampiri sang tawanan sambil menanyakan ada apa gerangan. Tawanan itu pun mengisahkan, bahwa sudah sejak seminggu ia tertawan, seluruh harta niaganya lenyap akibat perampokan. Dia sendiri diikat ditengah hutan tanpa makan dan minuman.
Sang tawanan pun melanjutkan, atas kehendak Allah yang Maha Rahman, burung gagak itu datang menyediakan makan dan minuman. Dengan paruhnya burung itu memberi suapan lantaran tanggan-kakiku dalam ikatan.
Melihat kejadian yang begitu menakjubkan, bertambah yakinlah Ibrahim bin Adham akan Rahmat Tuhan. Bertawaqqalah pada Allah semata, bukankah telah tersebut dalam quran yang mulia, "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."[2].
[1] QS. Fathir: 2
[2] QS. At-Thalaq: 4
#catatanfiqih
COMMENTS