Oleh: Saiful Hadi
Setiap muslim seyogyanya haruslah mempunyai sifat sabar dalam setiap situasi dan kondisi apapun. Terlebih-lebih lagi dalam hal beribadah, karena pada dasarnya manusia dicipta hanya untuk beribadah. Ibadah tidak hanya terbatas pada shalat atau puasa saja, sebab ibadah ada juga dalam bentuk ghairu mahdhah yang tidak punya ketentuan khusus sehingga cakupannya jauh lebih luas.
Dalam kitab Tanbihul Gahfilin disebutkan, sebagian orang bijak mengatakan bahwa dalam melaksanakan amal ibadah harus ada empat perkara penting, antara lain yaitu:
Empat Perkara Penting Dalam Beribadah
Pertama, mempunyai ilmu sebelum memulai pekerjaan, karena sebuah amal perbuatan itu tidak akan benar dan sempurna kecuali dilandasi dengan ilmu. Amal perbuatan yang tanpa ilmu itu akan lebih banyak salahnya daripada benarnya.
Ilmu didapat dengan Belajar, dan belajar mestilah dengan berguru. Akan sangat jauh berbeda belajar dari buku dengan berguru. Sebab, ketika ada sesuatu hal yang sukar dipahami maka bisa bertanya langsung kepada sang guru dan ketika pemahamnya salah maka dengan tegas ia akan ditegur. Sementara belajar pada buku, ia tidak bisa menegur dikala salah dalam memahami, bahkan tidak bisa menghilangkan kebingungan dikala sukar dalam memahami.
Imam Syafie sendiri mengatakan: “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Kedua, adanya niat pada saat memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan sah kecuali dengan niat, sebagaimana Sabda Rasulullah saw. :
"Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu (tergantung) dengan niatnya, dan seseorang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan."
Puasa, salat, haji, zakat dan ibadah-ibadah yang lain itu tidak sah tanpa dibarengi dengan niat. Oleh karena itu, seseorang harus berniat sewaktu memulai sesuatu amal perbuatan supaya amalnya itu sah.
Ketiga, haruslah bersikap sabar sewaktu mengerjakan amal perbuatan, sehingga ia bisa mengerjakannya dengan tenang.
Sabar secara istilah: Menahan diri dari berkeluh kesah (secara batin), menahan diri dari berkata2 yg menampkkan keluh kesah, dan menahan diri dari sikap2 yang tidak dibutuhkan seperti memukul2 diri.
Menurut Imam Djuned: Tidak menampakkan ekspressi raut wajah yang menggambarkan kesusahan, akan tetapi selalu menunjukkan keridhaan.
Syaikh Ahmad Farid dalam Tazkiyatun Nufus mengatakan, Setiap jiwa punya kekuatan utk mendorong dan menahan. Hakikat sabar adl ketika menggunakan Kekuatan dorong utk mengerjakan hal2 yg berguna, dan menggunakan kekuatan menahan utk menanahan diri dari hal2 yg tak bermanfaat.
Dan yang keempat, Ikhlas sewaktu selesai mengerjakan amal perbuatan, karena amal yang tidak ikhlas itu tidak akan diterima, dan hanya amal yang dikerjakannya dengan ikhlas saia yang diterima oleh Allah.
Disampaikan di Mesjid Al-Iklas Lubuk
COMMENTS