Manusia mempunyai potensi yang beragam baik dalam kehidupan maupun pemikiran. Biarpun secara fisik mempunyai struktur yang sama, namun dari segi kecerdasan, kecakapan, dan pemahaman ternyata manusia satu dengan yang lain tidak sama.
Fiqih secara bahasa diterjemahkan dengan pemahaman. Sehingga menjadi wajar ketika mazhab fiqih menjadi beragam, hal ini karena tempat dan inteletualitas masing-masing sangat mempengaruhi pola pikir sehingga melahirkan pemahaman yang beragam. Ketika berhadapan dengan teks nash baik al-Quran maupun Sunnah, sebagian orang ada yang memahaminya sebatas tekstual yang merujuk kepada zhahir nash. Namun ada juga yang mencoba memahami esensi yang dikandung oleh nash dengan pertimbangan akal.
Bermodalkan dalil "kullu bid'ah dhalalah", maka semuanya sesat, yang sesat itu tempatnya neraka.
Berikut ini Video typography adaptasi dari tazkirah ustaz Kazim Elias, bagaimana seharusnya kita bersikap agar tidak terjebak dalam vonis saling membid'ahkan.