Surat Al-Fatihah berisi makna-makna Al-Quran yang mulia, didalamnya memcakup masalah aqidah, ibadah, cabang-cabang agama, iman kepada hari kebangkitan, iman terhadap nama-nama Allah yang angung, serta berisi tentang doa dan anjuran untuk memohon diberi hidayah ke Agama yang benar dan lurus sekaligus memohon agar dihindarkan dari jalan orang yang menyimpang dari hidayah Allah Ta'ala.
Nama-Nama Surah Al-Fatihah
Setidaknya ada tiga nama yang paling terkenal, yaitu Al-Fatihah, Ummul Kitab, dan as-Sab'ul Matsani.[1]
Dinamakan Ummul Kitab karena berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
الحمد لله : ام القرآن، و ام الكتاب، والسبع المثانى
"Surah Al-Fatihah adalah Ummul-Quran, Ummul-Kitab dan Sab'ul Matsani" (HR. Tirmizi)
Selain ketiga nama di atas, berdasarkan dalil dari perkataan Ibnu Abbas, surah ini juga dinamakan dengan Al-Asaas (pondasi). Menurut Ibnu Abbas asas segala kitab adalah Al-Quran, asas Al-Quran adalah al-Fatihah, dan asas al-Fatihah adalah Basmallah.[2]
Al-Fatihah juga disebut sebagi Sab'ul mastani karena ia terdiri atas tujuh ayat yang dibaca berulang kali di dalam shalat, baik itu shalat fadhu maupun sunat. [3]
Kedudukan Surat al-Fatihah dalam Shalat
Menurut Mazhab Maliki, Syafie dan Hanbali, wajib hukumnya membaca surah al-Fatihah saat shalat, baik itu sebagai imam maupun shalat sendiri. Dalilnya adalah sabda Rasulullah saw:
لاصلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب
"Tiada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah"
Ketiga Mazhab ini mengartikan peniadaan disini sebagai peniadaan hakikat shalat, sehinga arti hadist ini: tiada sah shalat bagi orang tidak membaca al-Fatihah. Dalil lainnya adalah sabda Rasulullah saw:
لاتجزئ صلاة لا يقرأ فيها بفاتحة الكتاب
"Tidak cukup/sah shalat yang di dalamnya tidak dibaca al-Fatihah" (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Catatan kaki:
[1] Tafsir Al-Munir edisi terjemahan, Juz 1, hal. 31
[2] Ibid
[3] Tafsir Al-Munir edisi terjemahan, Juz 1, hal. 32