Sudah menjadi kebiasaan setiap ulama, baik generasi salaf maupun khalaf selalu menggunakan metode talaqi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Talaqqi itu sendiri yakni belajar ilmu secara langsung kepada guru yang mempunyai kompetensi ilmu, tsiqah, dhabit dan mempunyai mata rantai keilmuan yang sambung menyambung hingga sampai ke Rasulullah Shallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Belajar dengan berguru tentu akan sangat jauh berbeda dengan belajar dari buku. Sebab, ketika ada sesuatu hal yang sukar dipahami maka bisa bertanya langsung kepada sang guru dan ketika pemahamnya salah maka dengan tegas ia akan ditegur. Berbeda dengan belajar pada buku, ia tidak bisa menegur dikala salah dalam memahami, bahkan tidak bisa menghilangkan kebingungan dikala sukar dalam memahami.
Imam Syafie sendiri mengatakan: “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Persiapan dalam Belajar
Dalam Ta'lim Muta'alim disebutkan, setidaknya ada enam hal yang harus dilakukan dalam rangka mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana syair yang di gubah oleh Sayyidina Ali bin Abu Thalib sebagai berikut:
وقيل إنه لعلى بن أبى طالب كرم الله وجهه شعرا:
ألا لـن تنــال الــعـلم إلا بســتة سأنبيك عن مجموعها ببيان
ذكاء ÙˆØرص واصطباروبلغة وإرشاد أستاذ وطـول زمان
"Tak bisa kau raih ilmu, tanpa memakai 6 senjata. Kututurkan ini padamu, kan jelaslah semuanya. Cerdas, sabar dan tamak, jangan lupa mengisi saku, Sang guru mau membina, dan dalam waktu yang lama."
Syarat pertama cerdas, yaitu mau mempergunakan akal pikirannya untuk berpikir, tidak ada manusia yang terlahir langsung pintar, akan tetapi butuh usaha keras untuk menuju ke arah sana dengan cara tekun dan rajin dalam belajar.
Belajar itu adalah pekerjaan yang melelahkan, karenanya belajarlah bersabar dalam belajar. Dalam menempuhkan pendidikan, seorang pelajar harus "tamak" dengan ilmu pengetahuan, jangan mencukupkan diri dengan hanya sekedar sudah mengetahui suatu permasalahan lalu berhenti tanpa melanjutkan lagi, selesai S-1 lanjutkan lagi Program master hingga seterusnya.
Tidak ada istilahnya selesai dalam hal belajar, ini adalah pekerjaan yang tidak ada batas akhir. Selama nyawa masih dikandung badan maka selama itu pula harus belajar.