Mungkin ada yang masih bertanya-tanya kenapa mesti harus ada qadha shalat, padahal shalat sudah mempunyai waktunya masing-masing. Supaya lebih jelas mari menyimak beberapa hadist berikut yang dikutip dari Kitab Shahih Bukhari. Pembahasan mengenai masalah qadha shalat mulai dari Bab 36 s.d. Bab 39 pada Jilid pertama. [1]
Bab. 36 Azan sesudah lewat waktu
"Telah menceritakan kepada kami 'Imran bin Maisarah berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail berkata, telah menceritakan kepada kami Hushain, dari 'Abdullah bin Abu Qatadah, dari Bapaknya berkata, ""Kami pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, ""Wahai Rasulullah, sekiranya Tuan mau istirahat sebentar bersama kami?"" Beliau menjawab: ""Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat."" Bilal berkata, ""Aku akan membangunkan kalian."" Maka merekapun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggannganya, tapi rasa kantuknya mengalahkannya dan akhirnya iapun tertidur. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: ""Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!"" Bilal menjawab: ""Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya."" Beliau lalu bersabda: ""Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk shalat!"" kemudian beliau berwudlu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat.""" [Hadist No. 595]
Bab. 37 Shalat Berjamaah setelah lewat waktu
"Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Jabir bin 'Abdullah, bahwa 'Umar bin Al Khaththab datang pada hari peperangan Khandaq setelah matahari terbenam hingga ia mengumpat orang-orang kafir Quraisy, lalu ia berkata, ""Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shaat 'Ashar hingga matahari hampir terbenam!"" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: ""Demi Allah, aku juga belum melakasanakannya."" Kemudian kami berdiri menuju aliran air (sungai), beliau berwudlu dan kami pun ikut berwudlu, kemudian beliau melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, dan setelah itu dilanjutkan dengan shalat Maghrib.""" [Hadist No. 596]
Bab. 38 Barang siapa yang lupa akan shalat maka hendaklah dikerjakan apabila telah mengingatnya, dan tidak mengulangi kecuali shalat itu.
"Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, dan Musa bin Isma'il, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Hammam, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: ""Barangsiapa lupa suatu shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya ketika dia ingat. Karena tidak ada tebusannya kecuali itu. Allah berfirman: '(Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' (Qs. Thaahaa: 14). Musa berkata, Hammam berkata, ""Setelah itu aku mendengar beliau mengucapkan: '(Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' Abu 'Abdullah berkata; Habban berkata, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu.""" [Hadist No. 597]
Bab. 39 Qadha shalat secara berurutan waktu
"Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya Al Qaththan, telah mengabarkan kepada kami Hisyam berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya, -yaitu Ibnu Abu Katsir- dari Abu Salamah, dari Jabir bin 'Abdullah berkata, ""Pada peperangan Khandaq 'Umar bin Al Khaththab mengumpat orang-orang kafir, lalu ia berkata, ""Hampir saja aku tidak melaksanakan shalat 'Ashar kecuali setelah Matahari hampir tenggelam."" Umar melanjutkan, ""Maka kami berdiri menuju aliran air (sungai), kemudian beliau melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, dan dilanjutkan dengan shalat Maghrib.""" [Hadist No. 597]
Rujukan :
[1] Shahih Bukhari Jilid. 1 Hal. 146-147, cetakan Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah tahun 2009
Baca juga : Bagaimanakah Hukum Mengqadha Shalat?
[1] Shahih Bukhari Jilid. 1 Hal. 146-147, cetakan Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah tahun 2009
Baca juga : Bagaimanakah Hukum Mengqadha Shalat?