Oleh: Saiful Hadi
Short Link: bit.ly/khusuklah
Ibadah shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah mukallaf sebanyak lima waktu sehari semalam. Perintah mengerjakan shalat pada umumnya memakai redaksi aqim yang sering diterjemahkan dengan tegakkan atau dirikan. Sehingga, mengerjakan shalat adalah totalitas dimana seluruh rukun-rukunnya ditegakkan dan nilai-nilainya diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari kita yang telah mengerjakan shalat, namun perbuatan keji dan mungkar juga tetap berjalan. Padahal hakikat shalat bisa mencegah diri kita dari mengerjakan hal terlarang tersebut. Ini artinya masih ada yang kurang dalam shalat yang sudah dikerjakan dan nilai-nilainya belum sepenuhnya ditransformasikan kedalam kehidupan.
Al-quran telah menyebutkan bahwa shalat adalah ibadah yang berat kecuali bagi orang yang khusu'. Dan kenyataannya, biarpun hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja saat dikerjakan, namun bagi yang tidak khusu' menjadi lebih ringan lari-lari keliling lapangan bola dibandingkan melaksanakan shalat.
Ibadah shalat jika dibandingkan dengan ibadah yang lain, maka tetap shalat yang menjadi juara ibadah terberat. Jika dibandingkan dengan puasa dan haji masih lebih berat shalat. Hal ini lantaran ibadah shalat menjadi batal karena makan minum, kentut dan kencing, sementara puasa cukup tahan makan minum aja tanpa perlu menahan kentut dan kencing.
Ibadah shalat jika dibandingkan dengan ibadah yang lain, maka tetap shalat yang menjadi juara ibadah terberat. Jika dibandingkan dengan puasa dan haji masih lebih berat shalat. Hal ini lantaran ibadah shalat menjadi batal karena makan minum, kentut dan kencing, sementara puasa cukup tahan makan minum aja tanpa perlu menahan kentut dan kencing.
Ibadah haji menjadi lebih ringan lagi karena tidak perlu menahan makan dan minum, yang menjadi pantangan adalah berhubungan suami istri. Supaya lebih jelasnya mungkin bisa dibandingkan apa saja yang membatalkan shalat, puasa, dan haji, disana akan terlihat bahwa hal-hal yang bisa membatalkan shalat lebih banyak dibandingkan ibadah yang lain.
Lantas mungkinkah shalat terasa ringan? hal ini sangat mungkin, karena bagi yang melaksanakan shalat secara khusu' maka akan terasa ringan dan nikmat. Para ulama menjelaskan salah satu metode agar khusu' adalah dengan memperpanjang ruku' dan sujud, serta pandangan mata fokus pada tempat sujud.
Namun ketika mencoba khusu' dengan fokus pada tempat sujud malah mendesain ulang bentuk sajadah. Sajadah yang berwarna hijau dengan ornamen-ornamen pelengkapnya terbanyang desain yang baru di dalam pikiran sehingga malah tidak khusu' lagi. Oleh karenanya, cobalah untuk memahami dan menghayati makna bacaan shalat guna memfokuskan hati sehingga tidak terbayang hal yang tidak perlu. Baginda Nabi berpesan beribadahlah seolah-oleh sedang melihat dan berhadapan dengan Allah Ta'ala, namun jika tidak bisa maka tanamkan dalam pikiran bahwa Allah sedang mengawasi kita.
Namun ketika mencoba khusu' dengan fokus pada tempat sujud malah mendesain ulang bentuk sajadah. Sajadah yang berwarna hijau dengan ornamen-ornamen pelengkapnya terbanyang desain yang baru di dalam pikiran sehingga malah tidak khusu' lagi. Oleh karenanya, cobalah untuk memahami dan menghayati makna bacaan shalat guna memfokuskan hati sehingga tidak terbayang hal yang tidak perlu. Baginda Nabi berpesan beribadahlah seolah-oleh sedang melihat dan berhadapan dengan Allah Ta'ala, namun jika tidak bisa maka tanamkan dalam pikiran bahwa Allah sedang mengawasi kita.
- [accordion]
- Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
- Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BRI Syariah 1054184162 an. Saiful Hadi
COMMENTS