Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Amalan yang dikerjakan pada bulan tersebut akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Ta'ala dengan nilai yang tak terhingga. Dalam bulan ramadhan Allah Ta'ala menyimpan lailatul qadar, yaitu malam yang lebih baik dibandingkan dengan seribu bulan, banyangkan seribu bulan, sungguh adalah sebuah prestasi yang besar jika kita bisa mendapatkannya. Mengenai kapan terjadinya lailatul qadar, Rasulullah saw telah mengisyaratkan beberapa tanda, diantaranya sebagai berikut:
1. Imam Muslim dalam kitab Shahihnya juz I halaman 306, cetakan al Ma'arif Bandung Indonesia: Sanad dan matannya sebagai berikut:
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﻬﺮﺍﻥ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻟﻮﻟﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ ﺣﺪﺛﻨﻲ ﻋﺒﺪﺓ ﻋﻦ ﺯﺭ ﻗﺎﻝ سمعت ﺃﺑﻲ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﻳﻘﻮﻝ ﻭﻗﻴﻞ ﻟﻪ ﺇﻥ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻳﻘﻮﻝ ﻣﻦ ﻗﺎﻡ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﺻﺎﺏ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻲ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ ﺇﻧﻬﺎ ﻟﻔﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ } ﻳﺤﻠﻒ ﻣﺎ ﻳﺴﺘﺜﻨﻲ ] ﻭﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ ﻷﻋﻠﻢ ﺃﻱ ﻟﻴﻠﺔ ﻫﻲ ﻫﻲ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻣﺮﻧﺎ ﺑﻬﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻘﻴﺎﻣﻬﺎ ﻫﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺻﺒﻴﺤﺔ ﺳﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻭﺃﻣﺎﺭﺗﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻄﻠﻊ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻓﻲ ﺻﺒﻴﺤﺔ ﻳﻮﻣﻬﺎ ﺑﻴﻀﺎﺀ ﻻ ﺷﻌﺎﻉ ﻟﻬﺎ .
''...Ubay ibn Ka'b, dia berkata: "... demi Dzat yang tiada Tuhan kecuali Dia, sungguh malam (Lailatul Qadar) itu ada dalam bulan Ramadhan. Demi A llah aku sungguh tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah oleh Rasulullah SAW untuk beribadah didalamnya, yaitu malam 27 yang bersinar. Adapun tanda-tandanya adalah matahari terbit pagi harinya dengan cahaya putih namun tidak ada sorotnya.[1]
2. Imam Ibn Khuzaimah meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab shahihnya juz VIII halaman 106, Sanad dan matannya sebagai berikut:
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺑﻨﺪﺍﺭ ، ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺃﺑﻮ ﻋﺎﻣﺮ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺯﻣﻌﺔ ، ﻋﻦ ﺳﻠﻤﺔ ﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﻭﻫﺮﺍﻡ ، ﻋﻦ ﻋﻜﺮﻣﺔ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ، ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ : « ﻟﻴﻠﺔ ﻃﻠﻘﺔ ، ﻻ ﺣﺎﺭﺓ ﻭﻻ ﺑﺎﺭﺩﺓ ، ﺗﺼﺒﺢ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻳﻮﻣﻬﺎ ﺣﻤﺮﺍﺀ ﺿﻌﻴﻔﺔ »
"...dari Ibn Abbas, dari Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam, tentang Lailatul Qadar :"Malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan" [2]
3. Ath Thabarani meriwayatkan dalam Musnad Syamiyyin juz IV halaman 309 nomor urut 3389, cetakan ke I tahun 1984-1405, Muassasah al Risalah Beirut meriwayatkan, Sanad dan matannya sebagai berikut:
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻟﻮﻟﻴﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﺎﺩ ﺍﻟﺮﻣﻠﻲ ﺛﻨﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺛﻨﺎ ﺑﺸﺮ ﺑﻦ ﻋﻮﻥ ﺛﻨﺎ ﺑﻜﺎﺭ ﺑﻦ ﺗﻤﻴﻢ ﻋﻦ ﻣﻜﺤﻮﻝ ﻋﻦ ﻭﺍﺛﻠﺔ ﺑﻦ ﺍﻷﺳﻘﻊ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ A ﻗﺎﻝ ( ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ ( ﻟﻴﻠﺔ ) ﺑﻠﺠﺔ ﻻ ﺣﺎﺭﺓ ﻭﻻ ﺑﺎﺭﺩﺓ ﻭﻻ ﺳﺤﺎﺏ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻻ ﻣﻄﺮ ﻭﻻ ﺭﻳﺢ ﻭﻻ ﻳﺮﻣﻰ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻨﺠﻢ ﻭﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﻳﻮﻣﻬﺎ ﺗﻄﻠﻊ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻻ ﺷﻌﺎﻉ ﻟﻬﺎ )
"...Dari Watsilah ibn al Asqa' dari Rasulillah Shollallaahu 'alaihi wasallam: (Lailatul Qadar itu adalah) "Malam yang terang bercahaya tidak panas, tidak dingin, tiada awan, tiada hujan, tiada angin, dan dimalam itu tiada dilempar dengan bintang. Tanda dipagi harinya adalah matahari terbit tanpa ada cahaya yang bersinar". [3]
Catatan Kaki