Ibnu Athailalah al-iskandari dalam sebuah kalam hikmahnya mengatakan "Harapan mesti disertai amal. Jika tidak, ia hanyalah angan-angan". [1]
Harapan yang sesungguhnya ialah harapan yang memotivasi seseorang untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja, baik untuk dunia maupun akhiratnya. Biasanya, orang yang berharap sesuatu, maka dia akan mencarinya. Orang yang takut terhadap sesuatu, maka dia akan menghindarinya. Ketika seorang pemuda berharap menikahi gadis pujaannya tentu saja ia akan bersungguh-sungguh berusaha untuk mendapatkannya, dimulai dengan prosesi khitbah dan seterusnya melaksanakan aqad nikah.
Jika sebuah harapan tidak dibarengi dengan amal, bahkan pelakunya malas dan enggan bekerja, serta justru mendorong kepada maksiat dan dosa, menurut para Ulama, itu hanyalah angan-angan saja. Hal tersebut bukanlah harapan, melainkan ketertipuan belaka.
Dalam Sabdanya Rasulullah menyatakan "hanya sanya setiap amal itu dengan niat". Dan niat itu disertai dengan perbuatan, jika niat tanpa implementasi maka itu hanya sekedar cita-cita saja. Untuk memperoleh sesuatu maka bulatkan tekat dan fokuslah dalam berusaha, serta bertawakkal kepada Nya, dan Taqwa adalah modal segalanya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. At-Thalaq : 3)
Syaikh Wahbah Azzuhaili menjelaskan, taqwa adalah jalan menuju kesuksesan dan menjadi sebab dari keluasan rezki yang halal dan baik[2]. Sebuah pepatah arab juga menyebutkan من جد وجد "barang siapa yang bersungguh-sungguh niscaya ia akan mendapat". Karenanya tidak cukup dengan hanya sekedar berangan, namun harus berbarengan dengan tindakan.
Menutup tulisan ini, mari merenungkan sepotong ayat berikut, yang didalamnya secara tersurat begitu jelas anjuran untuk terus berusaha.
"...Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi : 110)
Referensi
[1] Al-Hikam, Ibnu athaillah al-iskandari
[2] Tafsir Surat At-Thalaq ayat 3-4, al-munir