Beliau adalah seorang ulama besar Ahli Hadist, nama aslinya ialah Ahmad Ali Ibnu Muhammad atau Abul Fadl Al-Kananiy Asy-Syafie yang dikenal juga dengan sebutan Ibnu Hajar Al-Asqalani. Ia lahir di Mesir pada bulan syaban tahun 773 H/1371 M dan juga dibesarkan disana. Diantara keistimewaan beliau yaitu hafal quran, kitab al-Hawiy, mukhtasar ibnu Hajib dan kitab-kitab lainnya. Awal ketertarikan beliau terhadap hadist saat ia pergi ke Mekah yang ditemani oleh pengasuhnya. Disana beliau mendengar pengajian sampai pada akhirnya sibuk menggali hadist dari para guru besarnya yang berada di tanah Hijaz, syam dan mesir. Selain itu beliau juga berguru hadist pada Al-Hafiz Al-Iraqi, fiqih pada Al-Bulqiniy, Ibnu Mulaqqin dan selain keduanya hingga mereka mengizinkannya untuk berfatwa dan mengajar.
Selain mengajar, beliau juga pernah menangani jabatan Qadhi diberbagai kota di Mesir secara mandiri selama 21 tahun lebih beberapa bulan. Ditengah-tengah kesibukannya masih menyempatkan diri untuk melatih kader-kader ulama, mengajar tafsir, fiqih, hadist dan ceramah di berbagai tempat. Beliau sering menjadi Khatib jumaat di Mesjid al-Azhar dan mesjid Amr bin ash.
Karya tulis beliau mencapai seratus lima puluh buah dalam berbagai cabang ilmu. Diantara karyanya yang sangat fenomenal adalah Fathul Bari fi syarhi Sahihil Bukhari, kitab ini benar-benar merupakan kamus sunnah. Penulisannya dimulai dari awal tahun 817 H dan selesai pada tahun 842 H. Setelah usai dari penulisannya, beliau membuat acara walimah atau syukuran yang dihadiri oleh kaum muslim terkemuka dengan memakan biaya 500 Dinar pada masa itu yang nilainya sama dengan 250000 Pound Mesir sekarang.
Kepandaian dan ketenaran tidak sedikit pun membuat beliau menjadi takabur dan sombong. Bahkan, beliau adalah orang yang sangat berbudi luhur, rendah hati, santun dan penyabar, cerah dan ceria serta gemar memberi lagi dermawan. Beliau rajin salat malam dan berpuasa di siangnya serta sangat hati-hati dalam bertindak.
Beliau beristrikan seorang wanita shalehah yang ahli hadist juga, yaitu Anas Khatun. Konon, majlis ilmu yang di asuh oleh istrinya juga dihadiri oleh ratusan murid yang haus akan pengetahuan. Ibnu Hajar menghembuskan nafas terakhirnya sesudah isya, malam sabtu tanggal 18 zulhijjah 852 H. Kini sosok yang luar biasa tersebut terlah tiada, namun karyanya masih bisa kita nikmati sampai sekarang. Catatlah ilmu agar menjadi warisan bagi generasi selanjutnya.
Rujukan
1. Terjemahan Syarah Bulugul Maram, Prof Dr. Abd Rasyid Salim
2. Lost Islamic History
Baca juga:
- Kala Pengadilan Memvonis Potong Tangan Sultan Muhammad Al Fatih
- Andalusia dan Perkembangan Madzhab Maliki
- Madzhab Al-Asy’ari Dan Al-Maturidi
- Syiah Kuala dan Karya-Karyanya
- Biografi Singkat Imam Nawawi
- Teungku Fakinah, Pejuang Wanita sekaligus Ulama
- Buah dari Taqwa
- Abu Mansur Al-Bagdadi, Raja Aritmatika dan Ilmu Faraidh
COMMENTS