Tentang hari lahirnya, para biografer cukup repot dalam mencari rekam jejaknya lantaran narasumber tergolong langka, namun sejarah mencatat bahwa ajal menjemputnya pada tahun 492 H/1037 M di kota Isfara'in.
Pada masa mudanya, Abu Mansur dibawa oleh ayah beliau ke Nisaphur. Di kota inilah pertama kalinya beliau menekuni kesusateraan dan hukum. Sebentar kemudian ia sudah menjadi tenaga pengajar disana. Selain mengajar, Abu Mansur yang mempunyai nama lengkap Abdul Kadir bin Tahir Abu Mansur al-Syafie al-Bagdadi juga menyelipkan waktunya untuk menulis kitab-kitab tentang ilmu hukum, aritmatika dan matematika, serta ilmu faraidh (warisan) dengan nilai ilmiyah yang tinggi.
Diantara karyanya adalah kitab al-Milal wa'l Nihal yang membahas tentang masalah teologi, sebuah risalah sistematik yang diawali dengan sifat dasar pengetahuan, penciptaan, dan bagaimana cara mengenal sang pencipta. Semasa hidupnya, kawasan khurasan nyaris identik dengan nama beliau, sebab boleh dikata hampir semua cerdik pandai daerah metropolitan tersebut adalah hasil asahan dan asuhannya. Demikian juga dengan kota Nishapur, di kedua kota inilah beliau menggembleng para cendikiawan muda dengan mentrasfer sejumlah ilmu yang ia kuasai. Antara lain prinsip dasar aritmatika, teologi, ilmu hukum, matematika dan ilmu faraidh.
Disadur dari cendikiawan muslim, dari Khalili sampai Habibie
Baca juga:
Baca juga:
- Ilmu Mawaris
- Mengenal Ilmu Warisan
- Kala Pengadilan Memvonis Potong Tangan Sultan Muhammad Al Fatih
- Andalusia dan Perkembangan Madzhab Maliki
- Madzhab Al-Asy’ari Dan Al-Maturidi
- Syiah Kuala dan Karya-Karyanya
- Biografi Singkat Imam Nawawi
- Teungku Fakinah, Pejuang Wanita sekaligus Ulama
- Sekilas Tentang Ibnu Hajar al-Asqalani
- Buah dari Taqwa
COMMENTS